Masjid Al-Isti’la yang pernah di Kunjungi Pejabat Menteri Terkesan di Abaikan
BantenOne.com. Indramayu – Desa Kiajaran Kulon Kecamatan Lohbener Kabupaten Indramayu, salah satu desa di wilayah Kabupaten Indramayu merupakan desa santri dan banyak melahirkan para ulama di babad Cirebon. Namun dibalik semuanya, justru adanya perpecahan didalam mempertahankan egonya dan seakan dialah yang terkuat dan disegani.
Dari masa ke masa, dari pergantian pemimpin (kuwu) polemik mengarat bagai baja. Ditingkat pemerintahan desa sangat disoroti wujud kepemimpinan seorang Kepala Desa (Kuwu) yang memiliki karakter angkuh dan tidak bermasyarakat. Selama 4 tahun menjabat sebagai kepala desa, hanya sesekali menyapa warga masyarakatnya itupun dalam acara hajatan warga dan acara tertentu yang dianggap penting baginya.
Selama kepemimpinan Kuwu Abu Darda,. S.Ag banyak persoalan muncul di publik. Diantaranya persoalan tanah kas desa Titisarah yang berubah fungsi menjadi perkebunan dan rumah huni penduduk tanpa adanya proses rislah atau tukar guling. Mandulnya BPD, jabatan pamong desa hanya numpang nama dan diduga kuat masih berjalannya pemotongan Penghasilan Tetap Pamong Desa (Siltap).
Selama 4 tahun masa kepemimpin Abu Darda., S.Ag sebagai Kepala Desa mencatat sejarah lantara hilaf atau dihilafkan. Suatu badan atau organisasi apapun bentuknya didalam satu desa dipastikan dengan kebijakan seorang Kepala Desa dan BPD, minimalnya mengetahui bahkan menyetujui atau mengangkat. Misalkan kepengungurusan tempat ibadah (Masjid) setelah adanya pergantian ditelantarkan tanpa diurus dengan baik.
Pengurua Masjid Al-Isti’la desa Kiajaran Kulon di ganti dengan pengurus yang masih keluarga Kuwu dan memiliki jabatan rangkap sebagai ketua BUMDes serta Modin (bagian dari kesra di lembaga desa) juga sebagai ketua Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Desa Kiajaran Kulon Kecamatan Lohbener Indramayu yakni H. Rokib.
Kondisi bangunan mesjid yang sangat memprihatinkan nampak kumuh dan bangunan atap jebol, keramik pecah – pecah, kamar madi kotor dan tempat air wudlupun kumuh sekali. Bahkan beberapa waktu silam salah satu siswa Taman Kanak Kanak menjadi korban ketika menginjak kramik masijd dan jebol, sehingga harus mendapatkan pertolongan medis.
Berdasarkan sumber yang dapar dipercaya dan ia juga salah seoarang tokoh ulama desa Kiajaran Kulon. Menurut pengakuannya ketika mengklarifikasikan terkait dana infaq masjid dan rencana rahab. Namun menurut pengakuan Ketua DKM H. Rokib, konon dana masjid ada pada saudaranya.
Bantenone.com melalui pesan via washapp terhadap Kepala Kampung (Lurah Desa) Ghozali Sabtu (29/3/2019) dalam pesan singkatnya akan dikoordinasikan dengan H. Zuhri diduga pemegang dana Infaq Masjid. BantenOne.com minta agar disampaikan kepada Kepala Desa Abu Darda., S.Ag terkait persoalan pemeliharaan masjid.
Kepala Biro Wilayah Jawa Barat BantenOne.com Muh. Yadi dan juga salah satu penduduk Desa Kiajaran Kulon Kecamatan Lohbener Kabupaten Indramayu. Berkali – kali memeberikan masukan dan saran agar Desa Kiajaran Kulon membenahi managemen pemerintahan. Mengangkat BPD yang memiliki SDM handal dan mengangkat Ketua BUMDes minimal mengerti dan memahami akan pemanfatan dan penggunaan serta mengelola dana BUNDes berkesinambungan (berkembang).
Bahkan Muh. Yadi menyoroti keras prihal tanah kas desa Titisara agar diselesaikan dengan para pengguna lahan. Termasuk menyoroti pemanfaatan proyek pembanguan bersumber dari Dana Desa yang dinilai tidak memuaska karena dikerjakan terkesan asal bisa menutipi SPJ sebagai persyaratan.
Kini muncul persoalan pemeliharaan Masjid selama 4 tahun tidak ada renopasi padahal berdasarkan laporan sekitar Rp. 80 juta dana infak masjid diperoleh.”sebaiknya dilakukan renopsi dengan dana yang ada dulu, namanya juga pemeliharaan, apa nunggu masjid runtuh baru di renopasi” ucap Muh. Yadi.
Masjid Al-Isti’la pernah disinggahi oleh Yudy Crisnandi sebelum menjabat seorang menteri negara. Ketika itu Yudhi melaksanakan ibadah sholat Jum’at bersama sahabatnya Muh. Yadi di Masjid Al-Isti’la tahun 2014 lalu. “saya minta kepada ketua DKM agar segera merenopasi masjid, mari kita pihara dan makmur kan masjid sebagai sarana ibadah. “Ungkapnya
(yadi/tim )
[template id=”257”]