BantenOne.com – Ratusan petani sayuran di Samarang Garut, Cikajang Kabupaten Garut, Ibun Kabupaten Bandung, Pengalengan mulai bernafas lega. Lantaran harga sayuran mulai merangkak niak dari berbagai jenis sayuran kecuali harga kol masih Rp. 400/kg. Bekakangan ini harga sayuran jatuh hampir tidak ternilai dan berdampak kerugian bagi petani.
Pantauan BantenOne.com dilapangan para petani sayur di wilayah Kabupaten Garut dan Bandung mengalami kerugian ini diakibatkan terjadinya panen raya. Di setiap wilayah di Jawa Barat dan Jawa Tengah sebagai penyuplai sayuran ke Jakarta. Harga bawang merah pekan silam anjlok pada titik Rp. 6.000/kg, kentang Rp. 4000/kg, Wortel Rp. 2.000/kg, tomat tw Rp. 2.500/kg, cabe kriting hijau Rp. 3.000/kg dan cabe kriting merah Rp. 4.500/kg serta harga kol Rp. 400/kg.
Sedangkan cabe rawit dan bawang daun masih diatas rata – rata diatas Rp. 10.000/kg, untuk harga jengkol mencapai Rp. 24.000/kg. Lain hanya petani sayur expor di Samarang Kabupaten Garut, tidak mengalami permasalahan harga. Karena mereka bersifat sebagai buruh tani semua biaya tanam ditanggung sepenuhnya oleh petani Korea, China dan Jepang.
Jenis sayuran exspor meskipun sama namanya, akan tetapi takstur dan warna ada perbedaan. Jenis sayuran ini banyak yang mengklaim , padahal negara Korea, China dan Jepang memiliki kebun pengelolaan tanam di Indonesia. “sayuran ini dari Garut di kirim ke Kwitang Jakarta, disana sudah ada yang menampung” ujar Kang Ujang Kamis (14/3/2019) di Kamojang.
Sementara itu harga sayuran di Pasar Tradisional Majalaya Kabupaten Bandung, menurut Ma A’i (54) Kamis (14/3/2019) mengatakan. Harga sayuran dari berbagai jenis untuk pengecer warung – warung mengalami keniakan kecuali harga kol masih Rp 1.500/kg, tomat Rp. 5.000/kg, bonteng Rp. 4.000/kg ada kenaikan Rp. 1000/kg. “harga murah justru sulit pemasaran, karena dimana – mana barang numpuk” ujarnya.
Pengakuan seorang pedagang sayuran yang sering menyuplai ke Jakarta, Purwakarta dan Cikampek. Untuk sayuran jenis kol masih diterima Rp. 800/kg. “mau dibagaimanakan lagi, kalau tidak dijual dengan harga segitu pada tidasayurau, sayuran dari mana – mana panen tentu saja barang banyak, kalau tidak dijual murah bisa busuk dan merugi” ungkap Denny (35) kepada BantenOne.com sepulang mengirim sayur ke Purwakarta.
( M.Yadi )
[template id=”257″]