Bimbingan Teknis Penguat Kompetensi Penceramah Agama, Digelar Oleh Kemenag di Serang

SERANG BANTEN

BantenOne.com – Kementerian Agama Provinsi Banten mengadakan Bimbingan Teknis Penguatan Kompetensi Penceramah Agama Angkatan III di Hotel Le Dian Serang Banten.

Kegiatan yang diikuti 100 peserta bimbingan teknis ini diselenggarakan selama dua hari pada tanggal 09-10 Nopember 2020.

Kegiatan ini dibuka oleh Kepala Kanwil Kemenag Propinsi Banten, DR. H. A. Bazari Syam, M.Pd.I, beliau mengapresiasi digelarnya bimbingan teknis penguatan kompetensi penceramah agama. “Ini Adalah sebuah langkah besar menuju penguatan dakwah dan pembangunan bidang agama,” kata kepala Kanwil.

DR. H. A. Bazari Syam, M.Pd.I mengatakan dasar hukum melaksanakan kegiatan ini adalah Peraturan Menteri Agama No 18 tahun 2020 tentang rencana strategis menteri agama tahun 2020-2024,” ujar Bazari dalam sambutan saat membuka kegiatan ini.

Tujuan kegiatan ini pertama, dalam rangka mewujudkan pelaksanaan bimbingan teknis penguatan kompetensi penceramah yang efektif, efesien dan transparan.

Kedua, mempersiapkan para penceramah yang akan meningkatkan pengetahuan, wawasan, keterampilan dan profesionalitasnya.

Ketiga, memberikan arah kebijakan dalam pelaksanaan program bimbingan teknis penguatan komptensi penceramah yang sedang dilaksanakan di tingkat pusat dan provinsi.

“Alhamdulillah, atas nama masyarakat dan pemerintah provinsi Banten mengucapkan terimakasih kepada bapak menteri agama, dirjen dan bimbingan masyarakat Islam yang telah memberikan kesempatan kepada kami dalam rangka pelaksaanan kegiatan ini,” jelas Bazari.

Ia berharap mendapatkan arahan, bimbingan dan materi terkait berbagai hal dalam pemahaman kebangsaan bisa didapatkan oleh para penceramah.

“Tentu juga kita harapkan tentang pemahaman moderasi beragama yang sedang menjadi program strategis pemerintah 2020-2024. Kami berharap arahan terkait berbagai kebijakan pemerintah dalam upaya membangun sumber daya manusia yang unggul dan menuju Indonesia maju, terutama di Propinsi Banten yang memiliki ragam kekayaan alam yang melimpah, ragam budaya, agama dan keyakinan yang sangat kaya. Hal ini menjadikan Banten yang heterogen, namun tetap harmoni. Kerena keberagamaan tersebut dikelola dengan bijak dan hati-hati.” kata Bazari.

Di sini kita juga melihat bagaimana agama dan negara berjalan beriringan sebagai sebuah harmoni yang menjadikan bangsa Indonesia dijadikan rujukan kiblat moderasi beragama, sambungnya.

Sementara itu, Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, Prof. Dr. Kamaruddin Amin dalam sambutannya menjelaskan terkait peran penting kementerian agama. Yaitu meningkatkan kualitas kesalehan umat beragama,memperkuat moderasi beragama dan kerukunan umat beragama, meningkatkan layanan yang adil mudah dan merata, meningkatkan layanan pendidikan yang merata dan bermutu dan meningkatkan produktivitas dan daya saing pendidikan.

“Oleh karena itu wajib hukumnya bagi kita semua terus merawat keagamaan kita. Tugas Kemenag begitu besar sehingga dilengkapi oleh berbagai struktur dan instrumen. Saya juga sedikit ingin menyampaikan informasi terkait pembangunan agama dan dakwah di Indonesia,” kata Kamaruddin.

Dirjen Bimas Islam Kamaruddin Amin melaporkan bahwa sejak disosialisasikan pada 16 September 2020, bimtek peningkatan penguatan kompetensi penceramah berjalan baik di berbagai provinsi. Prosesnya berjalan dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat.

Disampaikan Kamaruddin Amin, kegiatan ini melibatkan para pakar dari berbagai lembaga, seperti Lemhanas, BPIP, BNPT dan MUI.

Tercatat peserta yang ikut serta adalah PP Muslimat NU, LD Mathla’ul Anwar, Dewan Masjid Indonesia (DMI), Pemuda Anshor, NU, Muhammadiyah. Dan beberapa organisasi Islam lainnya yang ada di Provinsi Banten.

Salman Al Farisi, salah seorang peserta bimtek mengatakan bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat bagi para dai dan penceramah yang memang secara langsung terjun di masyarakat guna meningkatkan kualitas dan peran dakwah di tengah umat. Kita juga patut melihat ke belakang bagaimana para pendahulu bangsa ini mengelola keberagamaan dengan cara-cara yang begitu moderat,” papar Salman.

“Di sinilah kita juga melihat bagaimana agama dan negara berjalan beriringan sebagai sebuah harmoni yang menjadikan bangsa Indonesia dijadikan rujukan kiblat moderasi beragama,” ujar Salman.(Syam)