BantenOne.com – TANGERANG SELATAN — Dinas Pendidikan Kota Tangerang Selatan (Dindik Tangsel) menyampaikan permohonan maaf terkait insiden pengusiran wartawan oleh petugas keamanan SMPN 19 Tangsel saat awak media hendak melakukan peliputan kasus dugaan perundungan (bullying) terhadap seorang siswa pada Senen,17/11/2025. Korban diketahui sempat dibawa ke rumah sakit dan akhirnya meninggal dunia.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Tangerang Selatan Deden, mengatakan bahwa peristiwa tersebut terjadi karena situasi sekolah yang tengah panik akibat meningkatnya tekanan publik setelah kasus itu mencuat. Kondisi itu, kata Deden, membuat komunikasi antara pihak sekolah dan awak media menjadi tidak kondusif.
“Kami minta maaf atas peristiwa itu. Hal tersebut terjadi akibat miskomunikasi antara petugas sekolah dan awak media,” ujar Deden.
Ia menegaskan bahwa Dindik Tangsel akan melakukan evaluasi agar kejadian serupa tidak terulang. Menurutnya, pihak sekolah seharusnya tetap mengedepankan keterbukaan informasi, terlebih dalam kasus yang melibatkan kepentingan publik seperti persoalan keselamatan siswa.
“Untuk ke depannya, kami akan lebih terbuka lagi dengan para awak media dalam memberikan informasi,” jelasnya.
Deden juga mengimbau agar proses wawancara dengan pihak sekolah dapat dilakukan pada waktu yang tidak mengganggu kegiatan belajar-mengajar.
“Untuk para awak media, diharapkan melakukan wawancara pada jam istirahat supaya tidak mengganggu proses belajar,” tambahnya.
Dindik Tangsel memastikan akan terus melakukan pendampingan terhadap pihak sekolah dan keluarga korban serta berkoordinasi dengan aparat terkait untuk penanganan lanjutan kasus tersebut.
(Red)
