Pelantikan Pengurus LBB Tangsel 2025–2030: Gaungkan Pelestarian Budaya Betawi dari Akar Rumput | BantenOne.com

Pelantikan Pengurus LBB Tangsel 2025–2030: Gaungkan Pelestarian Budaya Betawi dari Akar Rumput

Oplus_131074

BantenOne.com |Tangerang Selatan – Suasana meriah menyelimuti Aphitheater Gelanggang Seni dan Budaya, Taman Kota 2 Jaletreng, BSD, Kecamatan Serpong, saat pelantikan pengurus Lembaga Budaya Betawi (LBB) Kota Tangerang Selatan periode 2025–2030 digelar pada Minggu (28/9/2025).

Acara yang dikemas dengan nuansa kultural ini dibuka dengan tarian selamat datang dan pembacaan ayat suci Al-Qur’an, menandai komitmen lembaga tersebut dalam mengangkat nilai-nilai budaya dan spiritualitas.

Abdul Karim secara resmi dilantik sebagai Ketua Umum LBB Kota Tangerang Selatan, setelah sebelumnya terpilih secara aklamasi dalam Musyawarah Besar (Mubes) LBB yang berlangsung pada 28 Juni 2025.

Abdul Karim menegaskan komitmennya untuk menjadikan LBB sebagai wadah inklusif yang menampung aspirasi para pelaku seni dan budaya lokal.

“LBB siap menjadi rumah besar bagi para penggiat seni dan budaya di Tangsel. Kami ingin agar aspirasi mereka, baik yang bersifat personal maupun yang tergabung dalam sanggar, dapat terakomodir oleh pemerintah daerah,” ujar Abdul Karim kepada para awak media.

Baca juga  Dengan Semangat Kebangsaan, SMP Islam Al Mujahidin, Pamulang Barat, Gelar Upacara HUT RI ke-80 

oplus_2

Dorong Perda Budaya Betawi dan WBTB

Salah satu agenda prioritas LBB ke depan adalah mendorong percepatan pengesahan Peraturan Wali Kota (Perwal) tentang Budaya Betawi, yang selama ini dinilai belum mendapat perhatian maksimal.

“Kami akan terus mendorong agar Perwal Budaya Betawi segera disahkan oleh pemerintah kota maupun DPRD. Ini penting sebagai payung hukum pelestarian budaya lokal,” tegasnya.

Tak hanya itu, LBB juga tengah menyusun langkah strategis untuk mendorong pengakuan Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) di wilayah Tangerang Selatan. Menurut Karim, banyak warisan budaya di Tangsel yang belum tercatat secara resmi, padahal memiliki nilai historis dan sosial tinggi.

Fokus Pelestarian dari Tingkat Kelurahan

Dalam struktur kepengurusan LBB yang baru, terbentuk pula komite-komite, koordinator wilayah (korwil), serta perwakilan di tingkat kelurahan. Hal ini dilakukan untuk memperluas jangkauan program pelestarian hingga ke akar rumput.

Baca juga  HUT Ke-80 Republik Indonesia Visi Untuk Membangun Bangsa

“Program utama kami ke depan adalah pelestarian budaya Betawi di tingkat kelurahan. Kami ingin agar pelaku budaya lokal, baik di tingkat kelurahan maupun kecamatan, menjadi aktor utama dalam setiap kegiatan seni dan budaya,” paparnya.

LBB juga menyatakan kesiapannya untuk bersinergi dengan berbagai instansi, termasuk Pemerintah Kota Tangerang Selatan, Pemerintah Provinsi Banten, hingga Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi melalui Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah VIII.

Kolaborasi dengan Dunia Pendidikan

Di sektor pendidikan, LBB membuka peluang kolaborasi dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tangsel. Tujuannya adalah memasukkan seni dan budaya Betawi sebagai bagian dari kurikulum muatan lokal di jenjang pendidikan dasar dan menengah.

“Kami ingin anak-anak Tangsel mengenal dan mencintai budaya Betawi sejak dini, bukan hanya sebagai warisan, tapi sebagai identitas,” tutup Abdul Karim.

Baca juga  Kartini Masa Kini, Benyamin: Perempuan Jadi Kekuatan Bangsa di Era Digital

Sementara, Wakil Walikota Tangsel Pilar Saga Ichsan yang turut hadir mewakili Walikota Tangsel menyampaikan apresiasinya atas dilantiknya ketua umum dan pengurus LBB masa bakti 2025-2030.

“Kami Pemkot Tangsel sangat apresiasi sekali dengan adanya Lembaga Budaya Betawi, besar harapan untuk bisa bersama melestarikan budaya lokal kita, budaya Betawi. Sehingga para pengurusnya aktif dan kompak mengimplementasikan. Kedepan, Pilar berharap LBB bisa berkolaborasi dalam program pelestarian budaya di pemerintahan Kota Tangerang Selatan,” ujarnya.

Pelantikan ini turut dihadiri tokoh-tokoh budaya, perwakilan dinas terkait, akademisi, dan ratusan pelaku seni lokal. Acara ini menjadi simbol awal komitmen baru untuk memperkuat eksistensi budaya Betawi di tengah arus modernisasi Kota Tangerang Selatan yang semakin pesat.

(RN)