Pengamat Jhon Tuba: Tidak Perlu Kebablasan Dengan Drama ‘Indonesia Gelap

BantenOne.com |JAKARTA– Narasi Indonesia Gelap yang digaungkan selama menjelang 20 Mei menuai sorotan. Sejumlah tokoh nasional menilai wacana tersebut telah bergeser dari kritik konstruktif menjadi provokasi yang berbahaya. Pemerintah mengingatkan agar masyarakat tidak terseret dalam drama yang dibangun di atas asumsi dan ketakutan yang tak berdasar.

Kepala Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi, menyebut narasi tersebut menciptakan ilusi krisis yang bertolak belakang dengan kenyataan di lapangan.

“Penggambaran Indonesia Gelap justru menciptakan ilusi ketakutan yang tidak relevan. Aktivitas ekonomi tetap normal, masyarakat beraktivitas seperti biasa. Ini tidak mencerminkan situasi faktual bangsa,” kata Hasan.

Baca juga  Sosialisasikan Opsen PKB dan BBNKB, Wali Kota Tangerang: Pajak Daerah untuk Kemajuan Bersama

Hasan juga menegaskan bahwa pemerintah tidak akan membatasi kebebasan berekspresi selama dilakukan secara damai dan konstitusional. Namun ia menolak segala bentuk adu domba berbasis hoaks dan agitasi yang dapat mengganggu stabilitas nasional.

Wakil Menteri Agama, Romo HR Muhammad Syafi’i, menyatakan bahwa narasi pesimisme seperti Indonesia Gelap harus dijawab dengan pendekatan literasi dan nalar publik.

“Generasi muda harus lebih cerdas membaca situasi. Jangan sampai mereka diperalat oleh agenda yang ingin merusak kohesi sosial bangsa,” ujarnya.

Baca juga  Lepas Ribuan Peserta JSS, Pj Wali Kota Tangerang: Terus Percantik agar Makin Menarik Wisatawan dan Dongkrak Ekonomi

Hal senada disampaikan Wakil Ketua DPR RI, Cucun Ahmad Syamsurijal. Ia mengingatkan bahwa penyebaran isu secara masif di media sosial sangat rentan ditunggangi oleh kepentingan eksternal.

“Ada pihak-pihak yang mencoba menyusupi gerakan dengan narasi kelam. Ini bukan semata aksi unjuk rasa, tapi bisa menjadi alat yang digunakan untuk merusak tatanan kebangsaan,” jelasnya.

Ketua Umum GP Ansor, Addin Jauharudin, juga mengingatkan agar publik tidak terjebak dalam opini destruktif.

“Ketika pemerintah tengah fokus membangun, ada saja yang ingin menggagalkannya. Narasi seperti ini hanya strategi lama yang dibungkus ulang,” ujarnya.

Baca juga  Resmi! Pelantikan Karang Taruna Cibodas 2025, Semangat Pemuda Bangkit

Pengamat Kebijakan Publik, Dr. Jhon Tuba Helan, mengajak masyarakat untuk cerdas dalam menyikapi kebijakan dan tidak ikut-ikutan dalam gerakan tanpa memahami substansinya.

“Pro dan kontra adalah hal biasa dalam demokrasi. Tapi jangan sampai kita dimobilisasi untuk menolak kebijakan tanpa alasan yang jelas,” kata Jhon.

Ia menegaskan, drama Indonesia Gelap seharusnya tidak membuat publik larut. Demokrasi menurutnya perlu diisi dengan kecerdasan, bukan kepanikan yang direkayasa.

Editor : Glend/red