Pencapaian Pelayanan HIV di RSUD Kota Tangerang, Dukung Target Three Zero HIV AIDS 2030 | BantenOne.com

Pencapaian Pelayanan HIV di RSUD Kota Tangerang, Dukung Target Three Zero HIV AIDS 2030

Banten One | Kota Tangerang, – Pencapaian pelayanan HIV di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Tangerang lebih berfokus pada kegiatan penguatan program, peningkatan kualitas layanan, dan sebagainya.

Secara umum, RSUD Kota Tangerang terus berupaya mencapai target nasional eliminasi HIV/AIDS pada tahun 2030, dengan fokus pada penguatan kapasitas tenaga medis dan peningkatan akses layanan.

Selain itu, capaian di RSUD Kota Tangerang berfokus pada peningkatan sistem pelaporan dan optimalisasi pengobatan untuk mencapai target “Three Zero” (tidak ada kasus baru, tidak ada kematian terkait HIV/AIDS, dan sepakat tidak ada stigma/diskriminasi) pada tahun 2030.

Alur penanganan pasien HIV di RSUD Kota Tangerang dimulai dari skrining aktif yang bisa dilakukan di fasilitas kesehatan seperti puskesmas dan Klinik Cemara di RSUD Kota Tangerang, diikuti dengan konseling pra-tes, pelaksanaan tes HIV, dan konseling pasca-tes. Selanjutnya, pasien yang positif akan menjalani perawatan medis (termasuk pengobatan ARV dan tes penunjang seperti CD4 dan viral load), dukungan psikososial, dan pencegahan penularan, serta pengobatan infeksi oportunistik.

RSUD Kota Tangerang mengelola integrasi pelayanan HIV/AIDS dengan layanan kesehatan lainnya melalui pendekatan komprehensif dan terkoordinasi yang mencakup aspek kebijakan, penyediaan layanan, dan sumber daya manusia, untuk memastikan pasien menerima perawatan holistik yang berkesinambungan. Tujuannya adalah untuk memastikan pasien menerima perawatan yang berkesinambungan dan berkualitas.

Program RSUD Kota Tangerang untuk Pencegahan HIV, 

Program-program ini terintegrasi dengan kebijakan kesehatan nasional dan sering kali melibatkan kerja sama dengan Dinas Kesehatan setempat serta organisasi non-pemerintah.

Layanan dan Program Utama

Poli VCT (Voluntary Counseling and Testing): Layanan utama yang menyediakan konseling sukarela dan tes HIV. Ini adalah langkah pencegahan primer dengan mendorong diagnosis dini dan memberikan informasi penting tentang cara penularan dan pencegahan.

dr. Mamik Dianawati mengatakan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Tangerang memiliki fasilitas poli khusus untuk pengidap human immunodeficiency virus (HIV) bernama Poli Klinik Cemara, RSUD Kota Tangerang mencatatkan lebih dari 500 pasien menjalani perawatan baik inap maupun rawat jalan. Pemerintah Kota Tangerang melalui Rumah Sakit Umum Daerah(RSUD) Kota Tangerang bersama TIM medis kesehatan HIV menunjukkan komitmen dalam mendukung program pemerintah untuk mencapai target Three Zero HIV AIDS 2030, Kamis (20/11/2025), Kota Tangerang.

“Pemkot Tangerang dan RSUD Kota Tangerang terus berkomitmen untuk memberikan pelayanan kesehatan yang maksimal, khususnya dalam menangani ODHIV/AIDS di Kota Tangerang sehingga dapat segera mencapai Bebas HIV/AIDS 2030,” ucap dr. Mamik Dianawati saat di temui awak media.

Baca juga  Podcast Ngobras Talk Show, RSUD Kota Tangerang 1 Dekade Kolaborasi Wujudkan Visi

dr. Mamik Dianawati menerangkan Pelayanan Kesehatan di Poli Klinik Cemara ini di buka sejak 20 Agustus 2018, awal berdirinya itu mungkin pasien belum begitu banyak sekarang pasien yang kita tangani sampai tahun 2025 ini sekitar 500 lebih. Jadi dulu kami hanya buka pelayanan kesehatan hanya satu hari di hari Kamis, karena banyaknya pasien yang datang sampai saat ini kita buka pelayanan 3 hari dalam satu Minggu yakni tiap hari Selasa, Rabu dan Kamis.

“Kami pihak RSUD Kota Tangerang di sini di bantu oleh NGO juga dari Andaru bersama Jaringan Indonesia Positif dan juga EPIC, yang kesemuanya mengelolanya ke pasien bersama mereka kami memberikan edukasi, menjemput pasien yang Alpha, dan berkunjung ke pasien, kalo EPIC itu lebih mendasar,” terangnya.

Ia menambahkan Alhamdulillah sampai saat ini kita sudah, terlebih khusus nya di Wilayah Tangerang Raya ini kita sudah termasuk untuk penilaian dari Kemenkes RI baik itu data yang sudah kita punya atau sudah ada SIHA dua titik satu, jadi semua data itu sudah masuk ke sistem Kemenkes RI, sebelumnya yang tadinya manual sekarang sudah ada atau sekarang sudah terintegrasi langsung Kemenkes RI serta integrasi dengan pelayanan kesehatan lainnya, dan segala aspek bantuan fasilitas kesehatan dan obat-obatan dari pihak Kemenkes RI, Dinkes Provinsi Banten dan Dinkes Kota Tangerang semua sudah terpenuhi.

“Untuk pasien-pasien yang ada di RSUD Kota Tangerang khusus HIV ini dulu belum ada Viral Load atau pemeriksaan CD4. Dulu itu pasien untuk pemeriksaan CD4 itu harus ke laboratorium sedangakan itu harganya cukup mahal sekali. Jadi sekarang, Alhamdulillah kita dapat bantuan dari Kemenkes RI, Dinkes Provinsi Banten dan Dinkes Kota Tangerang dari EPIC juga kita dapat bantuan berupa pemeriksaan CD4 dan Viral Load,”tambahnya.

Viral Load itu fungsinya mengukur jumlah virus dalam darah, terutama untuk memantau efektivitas pengobatan infeksi HIV. Tes ini membantu dokter menentukan apakah pengobatan berhasil, seberapa baik seseorang mematuhi terapi, serta memberikan informasi penting untuk penyesuaian pengobatan dan mengurangi risiko penularan dan CD4 itu untuk melihat sejauh mana sistem kekebalan tubuh si pasien. RSUD Kota Tangerang untuk pencapaian pelayanan HIV di tahun 2025 berjalan baik dan bersama Tim Medis Kesehatan maupun Relawan Kesehatan, signifikan dalam memberikan pelayanan terhadap pasien HIV dan si pasien saat berobat bisa menggunakan BPJS Kesehatan.

Baca juga  Penegakan Perda, Satpol PP Kota Tangerang Segel Salah Satu Cabang Kopi Kenangan di Sudimara Pinang

dr. Mamik Dianawati mengatakan, sementara terkait kerahasiaan data si pasien kami pihak RSUD Kota Tangerang selama ini terintegrasi dan mengintegrasikan dengan SIM RS(Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit) yang selalu kita jaga kerahasiaan si pasien, kita hanya memasukan data si pasien ke arah SIHA dua titik satu dan kita pun tidak akan memberikan data si pasien kepada orang lain, jadi untuk data si pasien di jamin aman dan terjaga dengan baik.

“Untuk kerahasiaan data si pasien, Pasien selalu kita tangani dan kita obati serta tidak ada diskriminasi terhadap si pasien HIV tersebut, dan pihak RSUD Kota Tangerang pun Melayani Dengan CINTA yakni Cepat, Inovatif, Nyaman, Tepat, dan Akurat,” katanya.

Menurut, dr. Mamik Dianawati tantangan kami pihak RSUD Kota Tangerang dalam menangani atau memberikan pelayanan HIV, salah satu tantangannya yakni masih adanya pasien-pasien yang bandel, terus terang itu salah satu tantangan terberat kami yang di mana pasien itu masih belum menerima bahwa ia dinyatakan sebagai pasien dari HIV oleh pihak Rumah Sakit.

“Sebagai contoh soal, saat pasien mau datang atau berobat ke RSUD Kota Tangerang harus mesti kami yang menjemput si pasien, kadang- kadang di jemput pun pergi atau menghindar.Walaupun kita gunakan metode sistem SIHA dua titik satu pasien pun kadang menghilang hal ini pun kami tetap melacak keberadaan si pasien hingga akan terus merawat serta mengobati si pasien dengan rutin,” paparnya.

Lebih lanjut, dr. Mamik Dianawati menjelaskan bahwa koordinasi antar unit (laboratorium, farmasi, konseling) di RSUD Kota Tangerang dalam pelayanan HIV sangat baik dalam penanganan dan perawatan si pasien saat ini bagus dan baik-baik saja. Baik pasien dari IGD hingga masuk rawat inap, pemeriksaan laboratorium dan langsung tes ke ruang laboratorium kemudian rawat inap dan pengobatan. Kalau si pasien masuk ke RSUD Kota Tangerang sistem awalnya yaitu melalui pendaftaran, kalau memang perlu laboratorium si pasien akan kita cek, biasanya pasien-pasien baru yang harus ada CD4, rontgen dan pemeriksaan lainnya, kemudian setelah selesai baru ke Apotek.

Baca juga  Ketum Pos Gibran Usulkan Empat Program Unggulan untuk Pemerintahan Prabowo-Gibran

“Dan untuk saat ini pasien-pasien HIV itu kita prioritaskan, dengan tidak bareng-bareng sama orang dan nomornya pun akan di bedakan sehingga cepat di tangani oleh pihak RSUD Kota Tangerang, RSUD Kota Tangerang menciptakan alur layanan yang mulus di mana pasien HIV/AIDS dapat mengakses berbagai kebutuhan medis dan dukungan di satu fasilitas atau melalui jejaring rujukan yang terkoordinasi, didukung oleh kebijakan yang kuat dan tim multidisiplin,” jelasnya.

dr. Mamik Dianawati kembali menuturkan Alhamdulillah untuk di sini (RSUD Kota Tangerang) tidak adanya stigma negatif terhadap si pasien HIV karena kami sudah memberikan pengarahan kepada rekan-rekan semua baik itu sejawat ataupun semua yang ada disini tidak ada boleh berikan stigma negatif terhadap si pasien HIV, kalau pun di luar biasanya kita meminta bantuan kepada NGO untuk memberikan dan mereka pun memfasilitasi advokasi si pasien dan panduan-panduan edukasi kepada masyarakat luas. Karena kalau kita ingin terjun langsung pihak RSUD Kota Tangerang tidak punya wilayah beda dengan pihak Puskesmas yang ada cakupan wilayahnya.

“Pihak RSUD Kota Tangerang pun akan terus meningkatkan kualitas pelayanan pasien HIV yakni mungkin antara ruangan konseling dengan ruangan obat atau pasien ini bisa dapat secara terpisah, yang jadi harus ada ruangan seperti ruangan TBC terpisah secara sendiri,” tuturnya.

Pihak RSUD Kota Tangerang menyampaikan pesan kepada para pasien HIV agar minum obat teratur, displin dan rutin tidak boleh bosan, dengan minum obat secara rutin dan seumur hidup dapat terhindar dari penurunan kondisi kekebalan tubuh atau perburukan kondisi kesehatan. Lalu untuk Tim tenaga medis kami menghimbau tidak ada stigma hal negatif dan diskriminasi terhadap pasien HIV dan tetap menjaga dari jarum suntik dan lain-lain.

RSUD Kota Tangerang memastikan kerahasiaan dan pendekatan holistik dalam memberikan layanan konseling dan dukungan psikososial serta memberikan bimbingan emosional, dengan tujuan memberdayakan pasien untuk hidup berkualitas meskipun dengan HIV/AIDS. Bukan itu saja, RSUD Kota Tangerang mendorong keterlibatan keluarga dalam memberikan dukungan emosional dan sosial, yang terbukti penting dalam meningkatkan kesehatan mental dan kualitas hidup ODHIV/AIDS.

(ADV)